Berapa
banyak problem yang terjadi dibeberapa rumah karena seorang suami
kehilangan wajah ceria dan berseri-seri diganti dengan wajah istrinya
yang cemberut, Berapa banyak wanita yang
dingin perasaannya tidak peka dengan suaminya…?
Saudariku Muslimah…
Mari kita perhatikan kisah Su'da binti 'Auf, istri Thalhah bin 'Ubaidillah*, ketika dia menemui suaminya yang sedang dalam keadaan gundah gulana, sedangkan dia tidak tahu sebabnya, Su'da khawatir barangkali ia telah melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri, atau telah melalaikan hak suaminya …
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى -بن طلحة بن عبيد الله- قَالَ : حَدَّثَتْنِي جَدَّتِي سُعْدَى بِنْتُ عَوْفٍ الْمُرِّيَّةُ قَالَتْ : دَخَلْتُ عَلَى طَلْحَةَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقُلْتُ : مَا لِي أَرَاكَ ، أَرَابَكَ شَيْءٌ مِنْ أَهْلِكَ فَنُعْتِبَ ؟ قَالَ : نِعْمَ حَلِيلَةُ الْمَرْءِ أَنْتِ ، وَلَكِنْ عِنْدِي مَالٌ قَدْ أَهَمَّنِي أَوْ غَمَّنِي قَالَتْ : اقْسِمْهُ ، فَدَعَا جَارِيَتَهُ ، فَقَالَ : ادْخُلِي عَلَى قَوْمِي ، فَأَخَذَ يَقْسِمُهُ ، فَسَأَلْتُهَا ، كَمْ كَانَ الْمَالُ ؟ فَقَالَتْ : أَرْبَعُمِئَةِ أَلْفٍ.
Su'da berkata: "Pada suatu hari, aku menemui Thalhah bin 'Ubaidillah, aku bertanya kepadanya: Ada apa denganmu? Apakah istrimu ini telah membuat kacau fikiranmu? Aku ingin memperbaiki kesalahanku. Thalhah bin Ubaidillah menjawab: Tidak wahai istriku, sebaik-baiknya istri seseorang adalah engkau, tetapi karena aku mempunyai banyak uang yang membuat aku gundah & bingung (aku tidak tahu bagaimana mempergunakan uang ini? –pent). Su'da berfikir, ternyata itulah yang membuat suaminya gundah gulana. Su'da berkata: (Kalau begitu) "Bagikanlah uang itu." Lalu dia memanggil budaknya dan berkata: "Temuilah kaumku", maka dia mulai membagikan uang itu (diantara mereka) ." Aku bertanya kepadanya: "Berapa banyak uang itu?" Budak itu menjawab : "Empat ratus ribu".
(lihat :Ath- Thbaqaatu Al-Kabir li Ibni As-Sa'ad 3/201).
Inilah gambaran cahaya yang menerangi pergaulan antara suami istri, nampak bagi kita sebagian prinsip yang paling penting ini telah hilang pada kebanyakan rumahtangga pada saat sekarang ini:
1. Su'da menelusuri perasaan suaminya, Su'da merasakan kelelahan suami, Su'da ikut merasakan kegundahan suaminya, Su'da bergembira dengan kegembiraan suami, Su'da sedih dengan kesedihan suami, bukan itu saja bahkan Su'da meragukan dengan dirinya barangkali dia penyebab kegundahan suaminya, demikian pula Su'da siap untuk kembali dari kesalahan agar kembali lagi senyuman suami dan kesenangannya.
2. Su'da mengungkapkan yang ada dalam dirinya, tatkala mendengar jawaban suami, menganjurkan suaminya untuk bershadaqah dan berinfaq, Su'da adalah wanita yang zuhud membiarkan keinginan dirinya, membiarkan kelezatan untuk dirinya dari pakaian baru atau perhiasan atau bepergian dengan suaminya atau yang lain dari kesenangan dunia yang dipikirkan oleh kebanyakan wanita hari ini, Su'da berkata dengan tidak ragu-ragu: "Temuilah kaummu kemudian bagikan uang itu diantara mereka".
3. Tidak mungkin kita menutup sisi yang lain dari kisah tersebut sosok suami yang shalih yang menyanjung istrinya ia berkata: "Sebaik-baik istri seseorang adalah engkau wahai istriku". inilah gaya bahasa yang bisa menawan hati seorang istri ketika mendengar seperti ungkapan yang baik ini dari manusia yang paling dibanggakannya.
Saudariku…
Istri shalihah merasakan apa yang dirahasakan suaminya, selalu menyertainya dengan penuh cinta, sehingga ada kecocokan hati yang membuahkan kebahagian rumah tangga yang sebenarnya… Penuh kecintaan disetiap sudut rumahnya, anak-anaknya merasakan kebahagiaan dengan sebab itu.
Apabila suaminya dalam keadaan gembira maka istri shalihah tidak mau membikin keruh suaminya. Jika suaminya dalam keadaan sedih , istri shalihah tidak gembira, tidak tertawa dihadapannya dan tidak mengangkat suaranya dalam berbicara -seolah urusan suami tidak penting-, bahkan istri shalihah berupaya untuk menghilangkan kegundah-gulanaannya dengan sarana apa saja yang bisa melegakan suaminya.
Wanita shalihah mengetahui bahwa kata-kata penuh cinta dan kasih sayang kepada suaminya akan memberikan pengaruh ke lubuk hati suaminya tatkala mendengar ucapan-ucapan baik dan manis sehingga menambah kebahagian dan kesenangannya.
Istri sholihah mengetahui bahwa wajah berseri-seri dan ceria menyambut suaminya dengan kata-kata yang baik, senyuman, pakaian yang bersih, dan harum apabila suami pulang dari pekerjaan yang melelahkannya, maka hal tersebut akan menambah kebahagiaan berumah tangga.
Begitu pula suami yang shalih akan berupaya untuk membahagiakan istri yang dicintainya….
Semoga bermanfa'at
Nurudin Muhammad Fattah Sulaiman
Makkah Al Mukarramah 26/01/1434 H
Saudariku Muslimah…
Mari kita perhatikan kisah Su'da binti 'Auf, istri Thalhah bin 'Ubaidillah*, ketika dia menemui suaminya yang sedang dalam keadaan gundah gulana, sedangkan dia tidak tahu sebabnya, Su'da khawatir barangkali ia telah melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri, atau telah melalaikan hak suaminya …
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى -بن طلحة بن عبيد الله- قَالَ : حَدَّثَتْنِي جَدَّتِي سُعْدَى بِنْتُ عَوْفٍ الْمُرِّيَّةُ قَالَتْ : دَخَلْتُ عَلَى طَلْحَةَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقُلْتُ : مَا لِي أَرَاكَ ، أَرَابَكَ شَيْءٌ مِنْ أَهْلِكَ فَنُعْتِبَ ؟ قَالَ : نِعْمَ حَلِيلَةُ الْمَرْءِ أَنْتِ ، وَلَكِنْ عِنْدِي مَالٌ قَدْ أَهَمَّنِي أَوْ غَمَّنِي قَالَتْ : اقْسِمْهُ ، فَدَعَا جَارِيَتَهُ ، فَقَالَ : ادْخُلِي عَلَى قَوْمِي ، فَأَخَذَ يَقْسِمُهُ ، فَسَأَلْتُهَا ، كَمْ كَانَ الْمَالُ ؟ فَقَالَتْ : أَرْبَعُمِئَةِ أَلْفٍ.
Su'da berkata: "Pada suatu hari, aku menemui Thalhah bin 'Ubaidillah, aku bertanya kepadanya: Ada apa denganmu? Apakah istrimu ini telah membuat kacau fikiranmu? Aku ingin memperbaiki kesalahanku. Thalhah bin Ubaidillah menjawab: Tidak wahai istriku, sebaik-baiknya istri seseorang adalah engkau, tetapi karena aku mempunyai banyak uang yang membuat aku gundah & bingung (aku tidak tahu bagaimana mempergunakan uang ini? –pent). Su'da berfikir, ternyata itulah yang membuat suaminya gundah gulana. Su'da berkata: (Kalau begitu) "Bagikanlah uang itu." Lalu dia memanggil budaknya dan berkata: "Temuilah kaumku", maka dia mulai membagikan uang itu (diantara mereka) ." Aku bertanya kepadanya: "Berapa banyak uang itu?" Budak itu menjawab : "Empat ratus ribu".
(lihat :Ath- Thbaqaatu Al-Kabir li Ibni As-Sa'ad 3/201).
Inilah gambaran cahaya yang menerangi pergaulan antara suami istri, nampak bagi kita sebagian prinsip yang paling penting ini telah hilang pada kebanyakan rumahtangga pada saat sekarang ini:
1. Su'da menelusuri perasaan suaminya, Su'da merasakan kelelahan suami, Su'da ikut merasakan kegundahan suaminya, Su'da bergembira dengan kegembiraan suami, Su'da sedih dengan kesedihan suami, bukan itu saja bahkan Su'da meragukan dengan dirinya barangkali dia penyebab kegundahan suaminya, demikian pula Su'da siap untuk kembali dari kesalahan agar kembali lagi senyuman suami dan kesenangannya.
2. Su'da mengungkapkan yang ada dalam dirinya, tatkala mendengar jawaban suami, menganjurkan suaminya untuk bershadaqah dan berinfaq, Su'da adalah wanita yang zuhud membiarkan keinginan dirinya, membiarkan kelezatan untuk dirinya dari pakaian baru atau perhiasan atau bepergian dengan suaminya atau yang lain dari kesenangan dunia yang dipikirkan oleh kebanyakan wanita hari ini, Su'da berkata dengan tidak ragu-ragu: "Temuilah kaummu kemudian bagikan uang itu diantara mereka".
3. Tidak mungkin kita menutup sisi yang lain dari kisah tersebut sosok suami yang shalih yang menyanjung istrinya ia berkata: "Sebaik-baik istri seseorang adalah engkau wahai istriku". inilah gaya bahasa yang bisa menawan hati seorang istri ketika mendengar seperti ungkapan yang baik ini dari manusia yang paling dibanggakannya.
Saudariku…
Istri shalihah merasakan apa yang dirahasakan suaminya, selalu menyertainya dengan penuh cinta, sehingga ada kecocokan hati yang membuahkan kebahagian rumah tangga yang sebenarnya… Penuh kecintaan disetiap sudut rumahnya, anak-anaknya merasakan kebahagiaan dengan sebab itu.
Apabila suaminya dalam keadaan gembira maka istri shalihah tidak mau membikin keruh suaminya. Jika suaminya dalam keadaan sedih , istri shalihah tidak gembira, tidak tertawa dihadapannya dan tidak mengangkat suaranya dalam berbicara -seolah urusan suami tidak penting-, bahkan istri shalihah berupaya untuk menghilangkan kegundah-gulanaannya dengan sarana apa saja yang bisa melegakan suaminya.
Wanita shalihah mengetahui bahwa kata-kata penuh cinta dan kasih sayang kepada suaminya akan memberikan pengaruh ke lubuk hati suaminya tatkala mendengar ucapan-ucapan baik dan manis sehingga menambah kebahagian dan kesenangannya.
Istri sholihah mengetahui bahwa wajah berseri-seri dan ceria menyambut suaminya dengan kata-kata yang baik, senyuman, pakaian yang bersih, dan harum apabila suami pulang dari pekerjaan yang melelahkannya, maka hal tersebut akan menambah kebahagiaan berumah tangga.
Begitu pula suami yang shalih akan berupaya untuk membahagiakan istri yang dicintainya….
Semoga bermanfa'at
Nurudin Muhammad Fattah Sulaiman
Makkah Al Mukarramah 26/01/1434 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar