Senin, 27 Mei 2013

Istri Salihah Menunjang Kesuksesan Dakwah



Ummul mukminin, Khadijah ra, sungguh merupakan wanita pertama yang beriman kepada Allah dan Rasulullah Saw dengan kefitrahan nalurinya. Ia yakin bahwa Muhammad memiliki akhlak yang mulia dan sempurna. Ia juga sangat yakin jika suaminya itu memiliki kekuatan yang luar biasa, perilaku yang sangat terpuji dan kebiasaan yang sangat utama. Maka wajarlah jika Khadijah menjadi orang pertama yang membenarkan risalah Islam setelah Beliau menerima wahyu pertama kali di Gua Hira’.

Khadijah memiliki peranan penting dalam kehidupan Rasulullah Saw, karena dia adalah sosok wanita berpengaruh di tengah kaum Qurays, disamping juga karena dia memiliki kepribadian dan akhlak mulia. Dia adalah wanita penyayang, arif, bijaksana, berpendirian teguh dan akhlak mulia lainnya. Allah sengaja memberi petunjuk kepada Rasulullah untuk menikahi seorang wanita yang sangat ideal tersebut, karena beliau adalah seorang panutan bagi seluruh makhluk, lebih khusus bagi kalangan para dai. Peran penting Khadijah menjadi teladan bagi istri para pengemban dakwah Islam. Khadijah adalah panutan yang sangat ideal.

Dalam dunia dakwah para dai adalah orang-orang yang memikul beban berat. Terlebih Rasulullah Saw. Beliau adalah sosok yang sangat khawatir jika sampai umatnya tersia-siakan, kehancuran merajalela dan keluarganya tertimpa kesulitan. Beliau adalah pribadi yang sangat takut jika kaum muslimin  di ujung Timur dan barat dilanda berbagai serangan konspirasi yang datang dari luar, seperti diperlakukan secara zalim, diboikot sehingga merek kelaparan dan direndahkan. Rasulullah juga sangat takut jika para dai Islam diusir, dipersulit dan diganggu.

Sebagai pengemban risalah, Rasulullah Saw diwajibkan untuk menyampaikannya kepada umat manusia. Tanggung jawab ini sangat berat dan tidak mengenal batas waktu, bahkan telah merenggut sebagian besar waktu tidur, waktu istirahat, waktu luang untuk istri dan anak-anaknya. Aktivitas dakwah telah menuntut Beliau untuk mengorbankan waktu, tenaga dan juga harta serta urusan dunia lainnya demi mencari ridha Allah dan berjuang di jalan-Nya. Tugas yang maha berat ini tidak cukup hanya dengan modal istri yang mulia, takwa, cantik, dan terhormat. Beliau juga membutuhkan istri yang memahami kewajiban dakwah dan kepentingannya, istri yang benar-benar mengerti apa yang menjadi tugas suaminya, beban, dan penderitaan berat yang harus dia tanggung. Dia istri yang setia mendampingi sang suami, meringankan, dan membantu menyelesaikan tugas-tugasnya, bukan malah menjadi penghalang dan penghambat jalan sang suami.

Sesungguhnya, istri salihah memiliki peran penting bagi suksesnya sebuah dakwah, sebagaimana peran Khadijah di sisi Nabi saw. Ketika itu beliau pertama kali menerima wahyu dari Allah dan sungguh tidak diragukan lagi bahwa Khadijah merupakan istri salihah Nabi yang berperan penting demi kesuksesan suaminya dalam mengemban risalah, terutama risalah yang berkaitan dengan hubungan antar sesama manusia. Berdakwah atau mengajak kepada Allah adalah tugas agung yang harus ditanggung oleh setiap manusia. Manakala dia memiliki istri yang salihah maka hal tersebut menunjang kesuksesan dakwahnya. Benar sekali apa yang disabdakan oleh beliau, “Dunia adalah kesenangan belaka, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah istri yang shalihah.”

Karena itu wajar jika Rasulullah sangat mencintai Khadijah. Khadijah wanita mulia salah satu penghuni surga. Allah swt dan malaikat Jibril bahkan pernah berkirim salam padanya. Diriwayatkan Imam Muslim dalam Kitab Fadhail Ash-Shahabah dari Abu Hurairah, dia berkata, ”Suatu hari Jibril mendatangi Rasulullah, lalu dia berkata, ”Wahai Rasulullah, ini adalah Khadijah, sungguh dia telah mendatangimu dengan membawa wadah yang berisi makanan. Jika dia datang, tolong sampaikan salam dari Tuhan Penciptanya dan juga dariku kepada dia. Sampaikan kepadanya berita gembira bahwa kelak dia akan masuk surga dan menempati istana mutiaranya. Disana tidak ada kegaduhan dan rasa letih.”

Jika anda ingin mendapatkan apa yang telah didapat oleh Khadijah, maka teladanilah bagaimana perjuangan beliau saat hidup bersama Rasulullah dan mendampingi Rasulullah Saw saat berdakwah. Jangan malah sibuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan gender seperti yang dilakukan oleh para wanita liberal, yang menginginkan hak-haknya sama persis dengan laki-laki. Wallahu a’lam bissawab.

(shodiq ramadhan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar